LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK 1 PERCOBAAN II PENGARUH TEMPERATUR DAN KONSENTRASI REAKTAN PADA REAKSI ANTARA KMnO4 DAN H2C2O4 DALAM LARUTAN

<![endif]-->



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK 1
PERCOBAAN  II
PENGARUH TEMPERATUR DAN KONSENTRASI REAKTAN PADA REAKSI ANTARA KMnO4 DAN H2C2O4 DALAM LARUTAN




                                            
NAMA                                : RATNA DEWI
STAMBUK                         : G 301 16 031
KELOMPOK                      : II ( DUA )
ASISTEN                            : -


LABORATORIUM KIMIA FISIK
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017



PERCOBAAN II
PENGARUH TEMPERATUR DAN KONSENTRASI REAKTAN PADA REAKSI ANTARA KMnO4 DAN H2C2O4 DALAM LARUTAN
Tujuan Percobaan
Tujuan pada percobaan ini yaitu mempelajari secara kualitatif pengaruh konsentrasi reaktan dan temperatur terhadap kecepatan reaksi antara KMnO4 dan H2C2O4.
Tinjauan Pustaka
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses itu ada yang lambat dan ada yang cepat. Contohnya bensin terbakar lebih cepat dibandingkan dengan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat adalah seperti proses berkaratnya besi. Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika kimia. Dalam kinetiks kimis ini dikemukakan cara menentukan laju reaksi dan faktor apa yang mempengaruhinya (Syukri, 1999).
Kinetika kimia adalah pengkajian laju dan mekanisme reaksi kimia. Besi lebih cepat berkarat dalam udara lembab dari pada dalam udara kering, makanan lebih cepat membusuk bila tidak didinginkan, ini contoh yang lazim  dari perubahan kimia yang kompleks dan laju yang beraneka menurut kondisi reaksi (Sunarya, 2002).
Menurut Petrucci (1987), kinetika reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Laju (kecepatan) reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu. Laju reaksi suatu reaksi kimis dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut:
A + B→ AB
Penamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:
R = K CAm CBn
K sebagai konstanta laju reaksi, m dan n orde parsial masing-masing pereaksi.
Pengertian kecepatan reaksi digunakan untuk melukiskan kelajuan perubahan kimia yang terjadi. Sedangkan pengertian mekanisme reaksi digunakan untuk melukiskan serangkaian langkah-langkah reaksi yang meliputi perubahan keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi. Dalam kebanyakan reaksi kinetika kimia hanya mendeteksi bahan dasar permulaan yang lenyap dan hasil yang timbul. Perubahan reaksi keseluruhan yang terjadi kenyataannya dapat terjadi atasbeberapa reaks yang berurutan, masing-masing reaksi merupakan suatu langkah reaksi pembentukan hasil-hasil akhir (Sastrohamidjojo, 2001).
Laju reaksi suatu reaksi kimia dinyatakan sebagai fungsi konsentrasi zat-zat pereaksi yang berperan serta dalam reaksi tersebut. Mekanisme reaksi merupaka faktor yang sangat berperan pada penentuan tingkat reaksi suatu reaksi kimia. Mekanisme ini tidak dapat ditentukan hanya dengan meninjau saja melainkan harus ditentukan secara eksperimental. Oleh karena itu, tingkat reaksi suatu reaksi kimia harus ditentukan percobaan (Hiskia, 1992).
Menurut Syukri (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya laju reaksi adalah sebagai berikut:
1. sifat pereaksi: salah satu faktor penentu laju reaksi adalah sifat pereaksinya, ada yang reaktif, misalanya bensin lebih cepat terbakar dari pada minyak tanah.
2. konsentrasi pereaksi: dua molekul yang akan bereaksi harus bertabrakan langsung. Jika konsentrasi pereaksi diperbesar berarti kecepatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan terjadinya tabrakan anntar molekul sehingga akan mempercepat dan memperbesar jalannya reaksi.
3. suhu: hampir semua reaksi menjadi lebih cepat apabila terjadi peningkatan suhu, karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya jumlah dan energi tabrakan bertambah besar.
4. luas permukaan: luas permukaan yang tersedia bagi reaktan untuk saling berinteraksi terutama reaktan dalam sistem homogen. Luas permukaan yang besar akan meningkatkan laju reaksi.
5. katalis: laju suatu reaksi dapat(umumnya di percepat) dengan menambahkan zat yang disebut katalis. Katalis sangat diperlukan dalam reaksi zat organik, termasuk dalam organisme. Katalis dalam organisme disbeut enzim Yng dapat mempercepat proses terjadinya reaksi di dalam tubuh.
Menurut Rivai (1995), kalium permanganat merupakan oksidator kkuat dalam larutan yang bersifat asam. Sebagian reaksinya adalah sebagai berikut:
MnO4- + 5e +8H+ → Mn2+ + 4H2O
Reaksi ini tidak berbolak-balik. Seperti telah dibahas terdahulu potensial elektrodanya sangat tergantung pada pH, karena itu titrasi harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat. Meskipun demikian kalium permanganat juga merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Dalam lingkungan seperti ini ion permanganat tereduksi menjadi mangan bervalensi empat. Titik akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan oleh kelebihan permanganat.
Asam Oksalat dikenal sebagai agen pereduktor. Asam Oksalat memiliki massa molar 90,08 gr/mol (anhidrat) dan 126,07 gr/mol (dihidrat). Sedangkan kelarutan dalam air 9,5 gr/100mL pada suhu 15oC, dan pada temperatur 100oC memiliki kelarutan 120 gr/mL. Asam Oksalat adalah asam dikarboksilat yang hanya memiliki dua atom C pada masing-masing molekul, sehingga dua gugus karboksilat berada berdampingan (Wahyuni, 2011).
Akuades berbentuk cair, memiliki rumus kimia H2O, tidak berbau, dan tidak berwarna memiliki titik didih 100oC, titik beku 0oC, elektrolitnya lemah dan terionisasi menjadi H3O+ dan OH-. Air dihasilkan dari pengoksidan hidrogen dan banyak digunakan sebagai pelarut bagi kebanyakan senyawa dan sumber listrik (Pringgo Digno, 1999).
Metodologi Percobaan
3.1 Waktu dan Tempat
Percobaan ini dilakukan pada hari senin, tanggal 20 November 2017 pukul 14.00-selesai. Bertempat di laboratorium kimia fisik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematiks dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako, Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu gelas kimia 50 mL, tabung reaksi, gelas ukur 10 mL, botol semprot, pipit tetes, stopwatch, termometer 200oC, gelas ukur 5 mL, dan penangas air.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu larutan asam oksalat (0,5 gr dalam 100 mL), larutan KmnO4 (14 GR DALAM 100 mL ), akuades dan tisu.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini yaitu dimasukkan 4 mL larutan asam oksalat (H2C2O4) kedalam sebuah tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian ditambahkan 0,5 mL akuades dan diletakkan tabung reaksi tersebut kedalam waterbath. Temperatur dipertahankan pada suhu 35oC. Selanjutnya diletakkan tabung reaksi yang lain yang berisi 0,5 mL larutan kalium permanganat kedalam waterbath. Selanjutnya dituangkan larutan asam oksalat, kemudian dikocok perlahan-lahan ( stopwatch dihidupkan pada saat pencampuran). Kemudia dicatat waktu yang diperlukan untuk hilangnya warna secara sempurna. Diulangi percobaan untuk suhu 40oC, 45oC, dan 50oC.
Hasil dan Pengmatan
4.1 hasil pengamatan
No.
Volume H2C2O4 ( mL )
Volume KmnO4 ( mL )
Volume akuades
Waktu (s)
Suhu (K)
1.
4
0,5
0,5
-
-
2.
4
0,5
0,5
-
-
3.
4
0,5
0,5
-
-
4.
4
0,5
0,5
-
-
4.2 analisis data
No.
X (K)
Y(s)
X2
XY
1.
308
-
-
-
2.
313
-
-
-
3.
318
-
-
-
4.
323
-
-
-
∑
1262
-
-
-

Xrat = ∑X: n
Yrat = ∑Y:n
B= n (∑XY) – (∑X) (∑Y) : n (∑X2)- (∑X)2
Persamaan regresi
Y= Yrat + B (Xn – Xrat)
4.3 grafik
Pembahasan
Penutup
6.1 kesimpulan
6.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
Hiskia, A dan Tupamalu. (1992). Elektrokimia dan Kinetika Kimia. Bandung:ITB.
Petrucci, Ralph H. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Pringgo Digdo. (1999). Kamus Kimia. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Rivai, Harrizul. (1995). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press.
Sastrohamidjojo, Hardjono. (2001). Kimia Dasar. Yogyakarta:UGM Press.
Sunarya, yayan.(2007). Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT Sastra Purna Invers.
Syukri, s. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung:ITB.
Wahyuni, Sri. (2011). Diktat Petunjuk Prkatikum Kimia Fisik. Jurusan Kimia FMIPA UNES. Semarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK 1 PERCOBAAN I